Rabu, 22 Januari 2014

KELOMPOK 3
1.      Adam Mauland Pradana          (111.0001)
2.      Andi Fachrudi                                     (111.0009)
3.      Argita Putri                              (111.0013)
4.      Gusti Ayu                                (111.0059)
5.      Pepi Umami                             (111.0099)
6.      Ratih Kurnia                            (111.0109)
7.      Retno Dwi Jayanti                   (111.0117)


DERMATITIS DIAPERS
LATAR BELAKANG
Tidak hanya manusia dewasa saja yang seringkali mengalami gangguan kulit, hal tersebut juga sering terjadi pada anak kita. Apalagi struktur kulit anak kita tersebut masih belum sempurna tentunya hal tersebut semakin membuat anak kita mengalami banyak sekali gangguan kesehatan yang terdapat pada kulitnya. Untuk itu para orang tua harus mengetahui berbagai jenis penyakit yang seringkali menyerang anak kita.
Sebagai orang dewasa, ketika ada nyamuk saja yang menggigit kulit kita, rasanya sudah tidak nyaman, dengan rasa gatal dan bentol yang menyiksa. Bayangkan apa rasanya jika si bayi, yang struktur kulitnya belum sempurna, harus mengalami masalah kulit. Wah, pasti amat tidak nyaman. Padahal, tanpa kita sadari, masalah pada kulit pada bayi adalah kesalahan para orang yang mengurus si bayi. Bagi yang memiliki bayi tentu anda tidak asing lagi dengan adanya bercak-bercak merah di kulit daerah yang terpasang popok. Bercak ini timbul terutama bila popok tidak diganti dalam waktu yang lama. Bercak ini dikenal sebagai diaper rash atau dermatitis popok, dinamakan demikian karena penyakit ini biasanya terjadi akibat penggunaan popok.
Dalam perawatan kebersihan bayi dan balita, hingga saat ini memakaikan popok pad bayi dab balita merupakan cara yang paling praktis, efektif, dan higienis, untuk menampung urin dan feces agar tidak menyebar pada saat buang air kecil maupun buang air besar. Namun sesungguhnya kulit bayi dan balita tidak siap intuk mengatasi keadaan yang dapat timbul akibat kontak lama dengan urin dan feces yang disebabkan ole pemakain popok.Walaupun berbagai usaha telah dilakukan untuk mendapatkan popok yang ideal, eksim popok masih merupakan salah satu maslah kulit yang terdapat pada bayi dan balita. Kurang lebih 50% bayi dan balita yang menggunakan popok pernah menderita eksim popok. Untuk mencegah hal tersebut, perlu diketahui bagaimana memilih popok yang baik, cara pemakaian popok yang benar, dan cara perawatan kulit daerah popok.

PEMBAHASAN
PENGERTIAN RUAM POPOK (DIAPER RUSH)
Ruam popok sering disebut juga dengan diaper rush atau diaper dermatitis. Ada beberapa pengertian tentang ruam popok, yaitu:
1.            Inflamasi akut pada kulit yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh pemakaian popok
2.            Merupakan dermatitis kontak iritan karena bahan kimia yang terkandung dalam urine dan feces
3.            Akibat akhir karena kontak yang terus-menerus dengan keadaan lingkungan yang  tidak baik, sehingga meyebabkan iritasi/ dermatitis pada daerah perinal
Diaper rush (ruam popok) adanya keluhan bintik merah pada kelaimn dan bokong pada bayi yang mengenakan pampers di sebut diakibatkan oleh gesekan-gesekan kulit dengan pampers.
Salah satu penyakit kulit yang kerap menimpa bayi dan balita adalah eksim popok (diaper rush). Penyakit ini menurutnya, terutama disebabkan oleh belum sempurnanya fungsi kulit bayi.
Ada beberapa penyebeb ruam popok. Salah satunya yaitu kontak yang lama dan berulang dengan bahan iritan, terutama urine dan faeces. Bahan kimia pencuci popok seperti sabun, deterjen, pemutih, pelembut pakaian dan bahan kimia yang dipakai oleh pabrik pembuat popok disposable juga dapat menyebabkan ruam popok Meskipun urine dan faeces merupakan penyebab utama, kombinasi faktor lainnya juga memberikan kontribusi terhadap terjadinya ruam popok.
Diaper rash atau ruam popok timbul di kulit yang ditutupi popok. Ruam popok biasanya mengenai bayi atau anak di bawah usia 2 tahun.Hampir semua bayi pernah mengalami ruam popok, sekurang-kurangnya sekali dalam 3 tahun pertama kehidupannya, dengan angka kejadian yang lebih tinggi pada usia 9 – 12 bulan. Usia ini adalah dimana bayi mulai belajar duduk dan mulai makan makanan padat sehingga tinjanya menjadi lebih asam.
Walaupun dinamakan diaper rash, tetapi penyakit ini tidak hanya terjadi pada bayi yang menggunakan popok tetapi juga pada semua kelompok usia yang menggunakan popok, seperti pasien dengan inkontinensia.
Biasanya, terjadi karena salah pemakaian popok. Popok memiliki batas kapasitas tampung urin dan tinja. Jika kotoran sudah melebihi daya tampung, bisa jadi akan kembali berkontak dengan kulit. Tak bisa diukur secara kasat mata, memang, namun, sekarang sudah ada beberapa popok yang memiliki pengukur.Solusinya memang butuh kejelian dari orang yang mengasuh anak. Setiap kali sudah mulai terasa berat, atau sudah terasa agak berat, segera bersihkan dan keringkan daerah kelamin si bayi, beri krim, dan ganti popoknya. Ruam popok paling sering terjadi saat bayi tertidur di malam hari karena kadang orangtua jarang memerhatikan popok si bayi di malam hari. Apa yang perlu di ketahui?
Penyebabnya adalah popok yang telah terkotori oleh air kemih atau tinja bayi. Sebuah perawatan sederhana adalah membiarkan bokong bayi terbuka agar kulitnya bisa berkontak dengan udara.
Jamur adalah penyebab umum dari ruam popok yang tiadak sembuh-sembuh dan memerlukan obat khusus untuk perawatannya. Jika bayi anda mendapat anti biotik, resiko terinfeksi jamur akan meningkat.
Celana plastik atau ikatan yang kencang dari popok sekali pakai dapat memperparah ruam.
Sebagian besar bayi pernah mengalami ruam popok.

JENIS DIAPER RUSH:
1.            Jenis rash popok terlazim berkaitan dengan efek amonia pada kulit bayi yang halus. Amonia dihasilkan sewaktu urina (air seni). Masih ada hubungannya dengan tinja, walaupun dalam waktu yang singkat. Enzim yang terkandung dalam produksi sisa usus mempengaruhi urina, sehingga terjadilah urina- suatu senyawa yang keras dan menyebabkan rash pada kulit yang halus.
Rash khas berwarna merah, bersisik malah mungkin disertai gelembung serta borok. Mungkin anda dapat mencium bau amonia yang kuat sewaktu mengganti popok bayi anda.
Dasar pengobatannya adalah mencegah kontak antara urina dan tinja. Maka tukarlah popok bayi anda secepat mungkin setelah ia kotor. Membiarkan bayi menyepak-nyepak handuk dalam ruang yang hangat juga membantu penyembuhan kulit yang basah di pantatnya. Pada rash popok yang parah dari jenis ini, jika bayi dapat dirawat untuk waktu yang lama di dalam ruangan hangat tanpa popok, maka rash akan hilang semuanya dengan cepat. Bilas popok kain handuk dengn cermat untuk membuang sabunnya. (Popok Terry lebih disukai untuk penggunaan di waktu malam. Yang sekali pakai akan basah kuyup sama sekali selama malam hari).
Setiap pengganti popok, oleskan jeli petroleum halus atau cream seng dan minyak kastor pada pantat bayi anda. Walaupun tidak langsung mengobati masalah ini, krim ini akan melindungi kulitnya sampai tingkat tertentu dari efek amonia.
2.            Dermatitis seboreika menjadi sebab rash popok terlazim berikutnya. Ia disebabkan oleh penyebab yang sama seperti topi ayunan. Sehingga jika bayi anda menderita topi ayunan serta bercak merah dan bersisik pada lipatan ketiak, leher dan sebagianya- perhatikan gejala serupa dalam area popok.
Kembali, krim seng dan minyak kastor bermanfaat dalam kasus ringan. Jika masalahnya lebih parah, sedikit krim hidrokortison dari dokter akan cepat mengobati masalah ini.
3.            Infeksi jamur yang menyebabkan thrush menjadi penyebab rash popok lainnya. Biasanya ini timbul pertama kali di sekeliling lubang dubur dan menyebar ke bokong. Ini timbul karena bayi sering menderita infeksi thursh di dalam mulutnya di samping rash popoknya. Kemudian infeksi melintasi saluran perncernaan dan mengenai kulit di sekeliling lubang dubur.
Infeksi ini merupakan rash merah padam dengan tepi berbatas tegas. Perlu pengobatan dengan krim Nystatin untuk menyembuhkan keadaan ini. Infeksi thursh di dalam mulut juga diobati dengan Nystatin tetapi dalam bentuk tetes.
4.            Akhirnya bokong yang lecet akut dapat disebabkan oleh diare. Kulit disekeliling lubang dubur menjadi merah dan sakit, karena efek tinja yang basah. Pengobatan harus ditunjukkan untuk diare. Untuk mengobati rash yang menyertai, bokong perlu dianginkan dan dipoles krim yang menyejukkan. Tak perlu menyalahkan diri sendiri jika bayi anda menderita rash popok. Usahakan agar ia sebersih dan sekering mungkin sesuai kemampuan anda- anginkan bokong sesering mungkin- berikan pengobatan yang tepat untuk masing-masing jenis rash. Dengan cara itu anda telah melakukan yang terbaik untuk bayi anda. Sering rash popok lebih menyakitkan sang ibu daripada bayi. Dan setelah pemakaian popok dihentikan, rash akan menghilang.
  
PENYEBAB
Kulit bayi tipis dari orang dewasa, sehingga zat-zat dari luar sangat mudah meresap ke dalam kulit. Berfungsi sebagai pelindung. Kulit berperan sangat penting dan memerlukan peralatan khusus. Perawatannya tergantung pada jenis kulitnya. Kulit orang dewasa misalnya berbeda dari kulit anak-anak apalagi bayi.
Banyak yang mengatakan bahwa kulit bayi sangat lembut dan halus. Memang benar demikian friksi pada kulit bayi kerap terjadi. Di samping friksi antara kulit juga terjadi antara kulit dengan produk-produk yang menempel pada tubuh bayi seperti pakaian atau popok. Bila dalam keadaan lembab maka gesekan ini mengiritasi kulit sehingga fungsi kulit sebagai pelindung tubuh menurun. Contoh turunnya fungsi kulit bayi adalah bintil-bintil kemerah-merahan pada pipi atau dahi karena keringat.
Penggunaan popok kerap menimbulkan masalah kulit bayi, yaitu ruam popok (diaper ruish) pada bayi atau anak yang mempunyai kulit sensitif. Iritasi bisa terjadi karena urin. Penyebabnya Diaper rush antara lain:
a.       Kebersihan kulit yang tidak terjaga
b.      Jarang ganti popok setelah bayi/anak kencing,
c.       Udara/suhu lingkungan yang terlalu panas/lembab.
d.      Akibat menceret/ Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit
e.       Reaksi kontak terhadap karet, plastik, deterjen.
f.       Kulit tidak kering benar (masih lembab atau basah)
g.      Air kencing berubah menjadi amonia.
h.      Banyak keringat pada lipatan kulit.
i.        Terlalu lama dibiarkan dengn popok yang basah
j.        Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi
k.      Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim protease dan lipase)
l.        Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu formula kandungan protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih pekat)
m.    Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan perubahan sistem imun

Tanda dan Gejala
a.       Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai crytaema
b.      Crupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat kemaluan, perut bawah paha atas.
c.       Keadaan lebih parah terdapat : crythamatosa.
d.      .Kulit kemerahan dan lecet. Kulit pada lipatan kaki lecet dan berbau tajam.
e.       Awal ruam biasanya timbul di daerah kelamin, bukan di dubur.
f.       Beruntutan di daerah kelamin, pantat, dan pangkal paha.
g.      Timbul lepuh-lepuh di seluruh daerah popok.
h.      Bila penyakit telah berlangsung lebih dari 3 hari, daerah tersebut sering terkolonisasi ( ditumbuhi) oleh jamur, terutama jenis Candida Albicans, sehingga kelainan kulit bertambah merah dan basah
i.        Mudah terjadinya infeksi kuman, biasanya staphylococcus aureus atau Sreptococcus beta hemolyticus sehingga kulit menjadi lebih bengkak, serta di dapatkan nanah dan keropeng
j.        Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri.

Dampak bagi tingkah laku Anak:
a.       rewel karena gatal.
b.      susah tidur, gelisah.
c.       garuk-garuk, bisa sampai baret dan berdarah-darah kalo langsung digaruk ditempat yang ruam.
Bagi Orang tua:
a.       Gelisah, tidak tenang, apalagi kalau sudah di treatment, tapi tidak  sembuh-sembuh sampai lama.
b.      Ikut sedih kalo anak lagi rewel karena gatel.
c.       Semakin khawatir kalau ruam sampai tergaruk, baret, dan berdarah


ASUHAN ANAK DENGAN RUAM POPOK
A.  PENGKAJIAN:
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan terhadap ruam. Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium kecuali dicurigai penyebabnya adalah infeksi jamur dan reaksi alergi.Pada kecurigaan reaksi alergi diperlukan pemeriksaan kulit untuk menentukan agen penyebab alergi.
1.            Umur. Ruam popok umumnya terjadi pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun. Setelah berumur 2 tahun ke atas, anak jarang mengalamihal ini. Insiden terbanyakterjadi pada anak yang berusia 9-12 bulan.
2.            Pola kebersihan cenderung kurang, terutama pada daerah perianal, bokong dan perut bagian bawah. Apabila selesai BAB (Buang Air Besar- Berak)/ BAK (Buang Air Kecil- Kencing), daerah pantat tidak dibersihkan dengan air sebelum diganti dengan popok yang bersih. Selain itu, popok basah karena terkena urine/feses yang tidak segera diganti, bahkan sampai kering kembali akan mempermudah terjadinyan ruam popok.
3.            Bayi sering menggunakan popok plastik yang kedap air dan diposable, yang terbuat dari bahan sintetis, dalam waktu lama.
4.            Perlu dikaji bagaimana cara ibu mencuci pakaian dan popok. Apabila menggunakan popok (misalnya: pampers), harus diganti setiap beberapa jam. Pencucian yang tidak bersih dapat menyebabkan terjadinya ruam popok karena detergen tertinggal pada pakaian.
5.            Pada pemeriksaan daerah bokong terdapat bintik-bintik kemerahan yang kadang-kadang berisi nanah. Demikian juga pada daerah bawah perut.
6.            Anamnesa faktor alergi. Kemungkinan anak sensitif terhadap detergen/ sabun cuci yang digunakan atau anak alergi terhadap popok disposable.

B. DIAGNOSIS MASALAH:
1.      Ruam pada pantat
2.      Pola kebersihan kurang
3.      Kemungkinan alergi pada detergen
C. PERENCANAAN/ INTERVENSI:
1.            Hindari penggunaan sabun yang berlebihan untuk membersihkan daerah pantat/bokong. Sabun yang berlebihan dan keras sifatnya dapat menyebabkan iritasi.
2.            Sebaiknya gunakan kapas dengan air hangat atau kapas dengan minyak untuk Membersihkan bokong bayidengn lembut dan menggunakan waslap dan mengeringkan bagian yang ada di antara lipatan-lipatan secara seksama setiap kali mengganti popok
3.            Mengusap dari arah depan ke belakang saat membersihkan bokong bayi, sehingga menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan serta menghindari infeksi.
4.            membersihkan daerah perianal segera setelah BAB/BAK.
5.            Bila terdapat bintik kemerahan, berikan krem atau salep, dan biarkan terbuka untuk beberapa saat. Oleskan salep zinc oxide atau salep penahan antara kulit dan popok
6.            Sebisa mungikn, biarkan bayi tanpa popok. Jika sudah parah
7.            Jika penyebabnya adalah infeksi jamur, anda harus berkonsultasi dengan dokter tentang obat apa yang harus digunakan. Bila radang masih berlanjut atau bertambah parah
a.       Segera bawa berobat ke dokter. Dokter akan memberikan krim atau salep yang mengandung kortikosteroid untuk mengatasi radang. Obat tersebut biasanya dioleskan 2-3x sehari sampai kemerahan pada kulit hilang. Jangan mengguanakan krim tersebut secara terus menerus bila radang sudah teratasi karena dapat menimbulkan efek samping, antara lain  kulit menjadi tipis (atrofi).
b.      Kemungkinan juga telah terjadi infeksi sekunder oleh jamur atau kuman, sehingga diberikan krim atau salep yang mengandung anti jamur atau anti bakteri. Gunakan obat tersebut sesuai dengan petunjuk dokter.
8.            Jaga agar kulit tetap kering dengan cara:
a.       Apabila menggunakan popok kain, perhatikan agar sirkulasi udara tetap terjaga.
b.      Apabila menggunakan popok disposable, pilihlah yang menggunakan bahan super absorbent yaitu popok yang terbuat dari bahan yang mengandung gel penyerap. Gel ini menyerap air secara kuat sehingga kulit tetap kering dan dapat mengontrol pH urine/ feses
c.       Hindari penggunaan popok/ celana yang terbuat dari karet atau plastik.
d.      Penggunaan bedak talk dapat menjaga agar kulit tetap kering, tetapi sangat berbahaya jika masuk ke dalam saluran napas dan dapat menyebabkan iritasi kulit perianal bial tercampur dengan urine/ feses. Apabila ingin menggunakan bedak, gunakan bedak yang terbuat dari serbuk jagung (corn starch), karena relatif lebih aman. Tuangkan pada kasa/ tangan/ saput lalu taburkan pada bagian luar saja
e.       Berikan posisi yang selang-seling, terutama pada daerah pantat agar pantat tidak tertekan dan memberikan kesempatan pada bagian tersebut untuk kontak dengan udara.
f.       Pakaian, celana, atau popok yang kotor sebelum dicuci sebaiknya direndam dulu dalam air yang dicampur acidum boricum, kemudian dibilas, lalu keringkan. Hindari penggunaan detergen atau pengharum pakaian.
g.      Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan secara umum.

Beberapa cara untuk mengobati ruam popok adalah :
1.            Popok sebaiknya diganti lebih sering dari biasanya.
2.            Kulit sebaiknya dibersihkan dengan sabun khusus bayi kemudian dikeringkan.
3.            Kulit harus dijaga kebersihannya, tetapi hindari menggosok-gosoknya, karena dapat menimbulkan iritasi yang lebih parah. Setelah dibersihkan, biarkan kulit terbuka, dan tunda memasang popok selama beberapa jam. .
4.            Beberapa makanan tertentu tampaknya memperparah ruam. Hindari makanan tersebut sama ruam sembuh.
5.            Jika ruam disebabkan oleh dermatitis kontak atau alergi (eksim), hentikan penggunaan sabun atau deterjen yang baru yang mungkin menjadi penyebab ruam.
6.            Jika ruam disebabkan infeksi kandida, perlu diberikan salep anti jamur yang dapat dibeli bebas.
7.            Salep steroid dapat digunakan pada ruam yang disebabkan oleh alergi, atopi, atau seboroik, tapi jangan digunakan pada ruam yang disebabkan oleh jamur.
8.            Seng oksidan biasanya juga efektif.
9.            Dengan cara menganginkan pantat bayi lebih lama sebagai salah satu tindakan pencegahan.
10.        Popok harus sering diganti, mencegah pemaparan kulit krim sena dan minyak kastol 0,5-1%.
11.        Gunakan sabun bila bayi buang air besar. Setelah itu, keringkan kulit dengan handuk lembut, beri bedak dan popok bisa pasang lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,syaifuddin ali.2008.15 Langkah Jitu Menjaga Kesehatan anak Sejak Bayi.Yogyakarta:Pelangi Multi Akasara hal: 173
Eisenberg, arlene dkk.1994.Bayi Pada Tahun pertama: apa yang Anda hadapi per bulan.Jakarta: Arcan)hal:216
Fakulatas kedokteran universitas indonesia.2002.Perawatan akulit Pada bayi Dan Balita.Jakarta:FKUI hal 20
Fenwick,Elizabeth.1999.Merawat Bayi.jakarta:Dian Rakyat)hal:16
Gilbert,Patricia.1995.Penyakit Yang Lazim Pada Anak-anak.Arcan:Jakarta)hal:42
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/05/masalah-masalah-yang-lazim-terjadi-pada-bayi-dan-anak/
http://mybabynmom.wordpress.com/2009/08/18/masalah-kulit-pada-bayi-dan-anak/iaper rash
http://bayibalita.com/2010/10/penyebab-cara-mengatasi-ruam-popok/
Kelly, Paula .2001.Bayi Anda Tahun Pertama.Jakarta:arcan. Halaman 171
Nursalam dkk.2005.Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak.Jakarta:Salemba medika.hal:104


Tidak ada komentar:

Posting Komentar