Tugas
Integumen I
Standar
Operasional Prosedur
“Pemberian Obat Topikal”
Dibuat
Oleh :
KELOMPOK
3
1. Adam
Mauland Pradana (111.0001)
2. Andi
Fachrudi (111.0009)
3. Argita
Putri (111.0013)
4. Gusti
Ayu (111.0059)
5. Pepi
Umami (111.0099)
6. Ratih
Kurnia (111.0109)
7. Retno
Dwi Jayanti (111.0117)
S1
KEPERAWATAN / S1-3A
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN
AJARAN 2013 – 2014
STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN
OBAT TOPIKAL
1.
DEFINISI
Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan cara
mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran
area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. Obat yang biasa digunakan untuk
pemberian obat topikal pada kulit adalah obat yang berbentuk krim,
lotion, atau salep. Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit
atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi (contoh :
lotion).
Pemberian obat topikal pada kulit terbatas hanya pada obat-obat tertentu
karena tidak banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh. Keberhasilan
pengobatan topical pada kulit tergantung pada: umur, pemilihan agen topikal yang tepat, lokasi dan
luas tubuh yang terkena atau yang sakit, stadium penyakit, konsentrasi
bahan aktif dalam vehikulum, metode aplikasi, penentuan
lama pemakaian obat, penetrasi obat topical pada kulit.
Contoh obat
topikal untuk kulit :
1. Anti jamur
: ketoconazol, miconazol,
terbinafin
2. Antibiotik
: oxytetrasiklin
3. Kortikosteroid:
betametason, hidrokortison
2.
TUJUAN
Pemberian
obat secara topical bertujuan untuk :
1.
Memperoleh
reaksi lokal dari obat tersebut
2.
Mempertahankan
hidrasi lapisan kulit
3.
Melindungi
permukaan kulit
4.
Mengurangi
iritasi kulit local
5.
Menciptakan
anastesi local
6.
Atau
mengatasi infeksi atau iritasi
(Jean Smith dan Joyce Young,
2010 : 291)
3. INDIKASI / KONTRAINDIKASI
Pemberian
obat secara Topikal
Berikut
Beberapa obat topikal yang umum digunakan :
A. Emolien
Istilah
“emolien” mencakup beragam produk, termasuk bahan pengganti sabun, aditif mandi, krim, salep dan bahkan produk
aerosol semprot.
Indikasi
: pengelolaan gatal, kondisi kulit kering, mengurangi gejala
simptomatis.
B. Kortikosteroid
topikal
Indikasi
: Eksim
Kontra indikasi : infeksi kulit , alergi
kontak
C. Retinoid
Topikal
Indikasi
: psoriasis , jerawat , dan photodamage
Kontra
indikasi : deskuamasi kulit dan eritema, juga menyebabkan dermatitis iitan
ringan.
D. Tazarotene
Indikasi
: psoriasis plak yang mempengaruhi sampai 10% dari luas kulit.
Kontra
indikasi : iritasi kulit lokal, eritema, terbakar, photosensitivity, dan
memperburuk psoriasis.
E. Tretinoin
dan isotretinoin
Indikasi
: jerawat komedonal
Kontra
indikasi : jerawat inflamasi.
F. Kalsipotriol
Indikasi
: psoriasis plak ringan sampai sedang
Kontra
indikasi : Hiperkalsemia dapat terjadi jika dosis yang dianjurkan 100 g per
minggu terlampaui, iritasi lokal, pruritus, dan eritema, Kalsipotriol merupakan
kontraindikasi pada kehamilan dan tidak boleh digunakan pada daerah wajah.
4. PERSIAPAN
A. Pemberian Obat Topikal Pada Kulit
Persiapan
alat
1.
Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, lotion,
aerosol, bubuk, spray)
2.
Buku obat
3.
Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
4.
Sarung tangan
5.
Lidi kapas atau tongue spatel
6.
Baskom dengan air hangat, waslap, handuk dan sabun
basah
7.
Kassa balutan, penutup plastic dan plester (sesuai
kebutuhan)
B. Persiapan pasien
1.
Menjelaskan tujuan pemberian obat oles
2.
Menjelaskan langkah yang akan dilakukan
C. Persiapan lingkungan
Menutup
pintu/ jendela/ memasang sampiran
5. PROSEDUR KERJA
NO.
|
LANGKAH -
LANGKAH
|
RASIONALISASI
|
1.
|
Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat,
daya kerja, tempat pemberian
|
Untuk memastikan kepada siapa obat tersebut akan
diberikan, agar meminimalisir kesalahan pemberian
|
2.
|
Jelaskan prosedur tindakan (lakukan Informed
Consent)
|
Agar klien mengetahui tindakan seperti apa yang akan
dia dapatkan
|
3.
|
Setelah disiapkan pada baki dalam troli, dekatkan
alat dan bahan
|
Agar memudahkan penjangkauan alat dalam melakukan
tindakan
|
4.
|
Susun alat tersebut secara secara ergonomis,
berurutan sesuai dengan pemakaian
|
Agar memudahkan kita dalam penggunaan alat-alat
|
5.
|
Cuci tangan 7 langkah (sesuai dengan standar
pencegahan infeksi) dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan dengan lap
handuk
|
Untuk pencegahan infeksi
|
6.
|
Persiapkan posisi klien dengan tepat dan nyaman
|
Agar dapat mempermudah pembe-rian obat dan tetap
perhatikan kenyamanan dan privasi klien
|
7.
|
Identifikasi klien secara tepat
|
Untuk memastikan keadaan klien
|
8.
|
Pakai sarung tangan
|
Untuk pencegahan infeksi
|
9.
|
Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan
semua debris dan kerak pada kulit
|
Untuk membersihkan area yang akan diobati agar
penyerapan obat dapat maksimal
|
10.
|
Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
|
Untuk pencegahan infeksi
|
11.
|
Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen
topikal
|
Untuk mempermudah penggunaan obat
|
12.
|
Oleskan agen topical :
1. Krim, salep dan lotion yang
mengandung minyak
a) Letakkan
satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian lunakkan dg
menggosok lembut diantara kedua tangan
b) Usapkan
merata diatas permu-kaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbu-han
bulu
c) Jelaskan
pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
2. Lotion
yang mengandung suspensi
a) Kocok
wadah dengan kuat
b) Oleskan
sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil
c) Jelaskan
pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering
3. Bubuk
atau powder
a) Pastikan
bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
b) Regangkan
dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau bagian bawah
lengan
c) Bubuhkan
secara tipis pada area yang bersangkutan
4. Spray
aerosol
a)
Kocok wadah dengan keras
b)
Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk
memegang spray menjauhi area (biasanya 15-30 cm)
c)
Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot,
minta klien untuk memalingkan wajah dari arah spray
d) Semprotkan
obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
|
|
13.
|
Rapikan klien, kembalikan peralatan yang masih dapat
dipakai, buang peralatan yang sudah tidak digunakan pada tempat yang sesuai
dan dekontaminasi alat
|
Untuk pencegahan infeksi
|
14.
|
Cuci tangan 7 langkah (sesuai dengan standar
pencegahan infeksi) dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan dengan lap
handuk
|
Untuk pencegahan infeksi
|
15.
|
Buat laporan mengenai tindakan yang telah dilakukan
|
Untuk dokumentasi
|
16.
|
Beritahukan pada klien tentang pengobatan yang telah
dilakukan
|
Agar klien mengetahui tidakan yang telah dilakukan
serta keadaan terakhirnya
|
6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1.
Kaji pengetahuan klien atau pemberian perawatan tentang tindakan dan tujuan
medikasi.
2.
Perhatikan kemampuan klien dalam menggunakan obat secara mandiri
3. Waspada terhadap penggunaan obat terlalu banyak karena suatu lapisan pada
kulit mempengaruhi penyerapan obat.
4.
Pastikan bahwa klien atau pemberi perawatan tahu tanda
reaksi lokal agens topikal.
5.
Tekankan perlunya mencuci tangan secara menyeluruh setelah mengoleskan
agens topikal.
6.
Dengan medikasi serbuk, tekankan pentingnya menghindari menghisap serbuk.
Daftar Pustaka
1. Suzanne
C. Smeltzer, Bernda G. Bare. 2002. Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah, ed.8, vol.3. Jakarta : EGC
2. Hidayat,
A.Azis Alimul. 2005. Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC