Sabtu, 28 Desember 2013

Tugas Integumen I
Standar Operasional Prosedur 
“Pemberian Obat Topikal”


Dibuat Oleh :
KELOMPOK 3
1.      Adam Mauland Pradana          (111.0001)
2.      Andi Fachrudi                                     (111.0009)
3.      Argita Putri                              (111.0013)
4.      Gusti Ayu                                (111.0059)
5.      Pepi Umami                             (111.0099)
6.      Ratih Kurnia                            (111.0109)
7.      Retno Dwi Jayanti                   (111.0117)


S1 KEPERAWATAN / S1-3A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2013 – 2014


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

1.        DEFINISI
Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi (contoh : lotion).
Pemberian obat topikal pada kulit terbatas hanya pada obat-obat tertentu karena tidak banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh. Keberhasilan pengobatan topical pada kulit tergantung pada: umur, pemilihan agen topikal yang tepat, lokasi dan luas tubuh yang terkena atau yang sakit, stadium penyakit, konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum, metode aplikasi, penentuan lama pemakaian obat, penetrasi obat topical pada kulit.

Contoh obat topikal untuk kulit :
1.      Anti jamur       : ketoconazol, miconazol, terbinafin
2.      Antibiotik        : oxytetrasiklin
3.      Kortikosteroid: betametason, hidrokortison


2.        TUJUAN
Pemberian obat secara topical bertujuan untuk :
1.            Memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
2.            Mempertahankan hidrasi lapisan kulit
3.            Melindungi permukaan kulit
4.            Mengurangi iritasi kulit local
5.            Menciptakan anastesi local
6.            Atau mengatasi infeksi atau iritasi
(Jean Smith dan Joyce Young, 2010 : 291)


3.    INDIKASI / KONTRAINDIKASI
Pemberian obat secara Topikal
Berikut Beberapa obat topikal yang umum digunakan :
A.    Emolien
Istilah “emolien” mencakup beragam produk, termasuk bahan pengganti sabun,  aditif mandi, krim, salep dan bahkan produk aerosol semprot.
Indikasi : pengelolaan gatal, kondisi kulit kering, mengurangi gejala simptomatis.      
B.     Kortikosteroid topikal
Indikasi : Eksim
Kontra indikasi : infeksi kulit , alergi kontak
C.     Retinoid Topikal
Indikasi : psoriasis , jerawat , dan photodamage
Kontra indikasi : deskuamasi kulit dan eritema, juga menyebabkan dermatitis iitan ringan.
D.    Tazarotene
Indikasi : psoriasis plak yang mempengaruhi sampai 10% dari luas kulit.
Kontra indikasi : iritasi kulit lokal, eritema, terbakar, photosensitivity, dan memperburuk psoriasis.
E.     Tretinoin dan isotretinoin
Indikasi : jerawat komedonal
Kontra indikasi : jerawat inflamasi.
F.      Kalsipotriol
Indikasi :  psoriasis plak ringan sampai sedang
Kontra indikasi : Hiperkalsemia dapat terjadi jika dosis yang dianjurkan 100 g per minggu terlampaui, iritasi lokal, pruritus, dan eritema, Kalsipotriol merupakan kontraindikasi pada kehamilan dan tidak boleh digunakan pada daerah wajah.

4.    PERSIAPAN
A.    Pemberian Obat Topikal Pada Kulit
Persiapan alat
1.      Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, lotion, aerosol, bubuk, spray)
2.      Buku obat
3.      Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
4.      Sarung tangan
5.      Lidi kapas atau tongue spatel
6.      Baskom dengan air hangat, waslap, handuk dan sabun basah
7.      Kassa balutan, penutup plastic dan plester (sesuai kebutuhan)

B.     Persiapan pasien
1.      Menjelaskan tujuan pemberian obat oles
2.      Menjelaskan langkah yang akan dilakukan

C.    Persiapan lingkungan
Menutup pintu/ jendela/ memasang sampiran

5.    PROSEDUR KERJA
NO.
LANGKAH - LANGKAH
RASIONALISASI
1.
Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja, tempat pemberian
Untuk memastikan kepada siapa obat tersebut akan diberikan, agar meminimalisir kesalahan pemberian
2.
Jelaskan prosedur tindakan (lakukan Informed Consent)
Agar klien mengetahui tindakan seperti apa yang akan dia dapatkan
3.
Setelah disiapkan pada baki dalam troli, dekatkan alat dan bahan
Agar memudahkan penjangkauan alat dalam melakukan tindakan
4.
Susun alat tersebut secara secara ergonomis, berurutan sesuai dengan pemakaian
Agar memudahkan kita dalam penggunaan alat-alat
5.
Cuci tangan 7 langkah (sesuai dengan standar pencegahan infeksi) dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan dengan lap handuk
Untuk pencegahan infeksi
6.
Persiapkan posisi klien dengan tepat dan nyaman
Agar dapat mempermudah pembe-rian obat dan tetap perhatikan kenyamanan dan privasi klien
7.
Identifikasi klien secara tepat
Untuk memastikan keadaan klien
8.
Pakai sarung tangan
Untuk pencegahan infeksi
9.
Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit  
Untuk membersihkan area yang akan diobati agar penyerapan obat dapat maksimal
10.
Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
Untuk pencegahan infeksi
11.
Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topikal
Untuk mempermudah penggunaan obat
12.
Oleskan agen topical :
1. Krim, salep dan lotion yang  
mengandung minyak
a)      Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian lunakkan dg menggosok lembut diantara kedua tangan
b)      Usapkan merata diatas permu-kaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbu-han bulu
c)      Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
2.   Lotion yang mengandung suspensi
a)      Kocok wadah dengan kuat
b)      Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil
c)      Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering

3.   Bubuk atau powder
a)      Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
b)      Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau bagian bawah lengan
c)      Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
4.   Spray aerosol
a)        Kocok wadah dengan keras
b)        Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi area (biasanya 15-30 cm)
c)        Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk memalingkan wajah dari arah spray
d)       Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
13.
Rapikan klien, kembalikan peralatan yang masih dapat dipakai, buang peralatan yang sudah tidak digunakan pada tempat yang sesuai dan dekontaminasi alat
Untuk pencegahan infeksi
14.
Cuci tangan 7 langkah (sesuai dengan standar pencegahan infeksi) dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan dengan lap handuk
Untuk pencegahan infeksi
15.
Buat laporan mengenai tindakan yang telah dilakukan
Untuk dokumentasi
16.
Beritahukan pada klien tentang pengobatan yang telah dilakukan
Agar klien mengetahui tidakan yang telah dilakukan serta keadaan terakhirnya

6.    HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1.      Kaji pengetahuan klien atau pemberian perawatan tentang tindakan dan tujuan medikasi.
2.      Perhatikan kemampuan klien dalam menggunakan obat secara mandiri
3.  Waspada terhadap penggunaan obat terlalu banyak karena suatu lapisan pada kulit mempengaruhi penyerapan obat.
4.      Pastikan bahwa klien atau pemberi perawatan tahu tanda reaksi  lokal agens topikal.
5.      Tekankan perlunya mencuci tangan secara menyeluruh setelah mengoleskan agens topikal.
6.      Dengan medikasi serbuk, tekankan pentingnya menghindari menghisap serbuk.


Daftar Pustaka
1.      Suzanne C. Smeltzer, Bernda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, ed.8, vol.3. Jakarta : EGC
2.      Hidayat, A.Azis Alimul. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC